Amniosentesis
Apakah Amniosentesis itu?
Amniosentesis adalah tindakan untuk mengambil contoh air ketuban melalui dinding perut ibu .
Apa yang dapat diketahui dari Amniosentesis?
Ada beberapa alasan untuk melakukan pemeriksaan amniosentesis yaitu : pemeriksaan genetika.
Kapan Amniosentesis itu sebaiknya dikerjakan?
Amniosentesis biasanya dikerjakan pada usia kehamilan 15-20 minggu.
Siapa yang dilakukan Amniosentesis?
1. Usia ibu hamil > 35 tahun.
2. Riwayat kecacatan pada bayi sebelumnya.
3. Orang tua kelainan kromosom (cacat).
4. Dijumpai kelainan pada pemeriksaan USG.
Dimana Amniosentesis itu biasa dikerjakan?
Amniosentesis dikerjakan dipusat-pusat pelayanan fetomalera yang memiliki fasilitas pemeriksaan genetika dan laboratorium biokimiawi yang lengkap. Di RSAB Harapan Kita amniosentesis dikerjakan di unit Antenatal Diagnostik Poliklinik Kebidanan.
Bagaimanakah Tindakan Amniosentesis Itu Dikerjakan?
Seberapa ketepatan Amniosentesis?
Ketepatan lebih dari 99%.
Pertama kali pada ibu akan dikerjakan pemeriksaan ultrasonografik untuk menentukan usia kehamilan yang dikandungnya. Berdasarkan itu ditentukan saat yang paling optimal untuk melakukan amniosentesis. Setelah ibu dan suaminya mendapatkan penjelasan yang cukup dan menandatangani surat ijin tindakan, maka ibu akan diperiksa ultrasonografik ulangan untuk menentukan daerah tusukan yang aman. Pada dinding perut ibu disuntikkan sedikit zat penghilang rasa sakit lokal, kemudian ditusukkan sebuah jarum kecil untuk mengambil contoh air ketuban. Air ketuban yang diperoleh ini dikirimkan ke laboratorium untuk diperiksa sesuai dengan indiksi dan keperluannya.
Seberapa ketepatan Amniosentesis?
Ketepatan lebih dari 99%.
Apa guna Amniosentesis ?
1. Menyiapkan mental ibu.
2. Menentukan perkiraan kelainan janin, apakah kehamilan akan diteruskan atau tidak.
3. Mengetahui kelainan dan memberikan penanganan yang sesuai pada bayi setelah lahir.
Apakah ada hal-hal lain yang perlu diketahui pada Amniosentesis?
Beberapa hal yang perlu diketahui pada amniosentesis :
1. Risiko bagi ibu dan janin sangat kecil
2. Biakan sel / jaringan tidak selalu berhasil, sehingga kadang-kadang perlu amniosentesis ulangan.
3. Hasil biakan biasanya diperoleh selambat-lambatnya setelah 2 minggu.
Pemberian cairan kedalam air ketuban dengan mempergunakan jarum Amniosintesis dengan bantuan USG.
Tujuan dan Indikasi medis :
1. Mengurangi kemungkinan gangguan aliran darah ke janin karena penekanan tali pusat.
2. Pencegahan gangguan perkembangan paru-paru janin karena kurangnya air ketuban.
3. Mengurangi dampak kecacatan pada janin karena kurangnya air ketuban.
4 Mengurangi dampak Prematuritas pada bayi.
5. Menambah lama kemungkinan janin dapat dipertahankan dalam rahim.
Bagaimana cara Amnioinfusion dikerjakan?
1.Sebelumnya volume cairan ketuban diperiksa dengan mengukur kantong air ketuban pada ukuran yang terbesar tanpa tali pusat.
2.Oligohydramnion (air ketuban sedikit), dengan ukuran air ketuban dalam rahim < 2 cm selama 4 hari dilakukan pemberian amnioinfusion transabdominal untuk mempertahankan amniotic fluid pocket > 2 cm .
3.Dengan bantuan USG dilakukan penusukan jarum pada dinding perut ibu untuk memasukan cairan kedalam rahim ibu.4.Dengan bantuan USG untuk menghindari tertusuknya tali pusat.
5.Untuk mengetahui apakah ujung jarum telah masuk, dilakukan aspirasi cairan ketuban atau dengan melihat gambaran cairan yang bergerak dari cairan yang dimasukkan kedalam rongga rahim dengan bantuan USG.
6.Jika oligohydramnion menetap selama selang 4 hari, amnioinfusion diulang lagi.
7.Amnioinfusion dikatakan berhasil jika kantong terbesar > 2 cm.
Tim Dokter Kebidanan dan Kandungan.
1. dr. Abdul Latif Suryo K, Sp.OG
2. dr. Agus Supriyadi, Sp.OG, M.Kes
3. dr. Erdwin Rakun H, Sp.OG
4. dr. Gatot Abdulrazak, Sp.OG
5. dr. Hasnah Siregar, Sp.OG
6. dr. Hadi Sjarbaini, Sp.OG
7. dr. Isral Yan, Sp.OG
8. dr. Irfan A, Sp.OG
9. dr. Nurwansyah, Sp.OG
10. dr. Karmini Srimastuti, Sp.OG
11. dr. Mudhofir, Sp.OG
12. dr. Ontowiryo H, Sp.OG
13. dr. Sayogo, Sp.OG
14. dr. Subiyanto, Sp.OG
15. dr. F. Borgias Soetikno, Sp.OG
16. dr. Tri Partiwi Suci, Sp.OG
17. dr. Gde S, Sp.OG
18. dr. Sadina, Sp.OG